Laman

Minggu, 15 Januari 2012

[SONGFIC] Tired of Waiting [Part 1 of ???]

Judul           : [SONGFIC] Tired of Waiting [Part 1 of ???]
Cast                 : Jung Jessica, Lee Donghae, Im Yoona
Other cast        : Lee Seohyun, Cho Kyuhyun, Park Jung Soo, Im Sooyoung
Genre              : Romance, Friendship
Type                : Series
Author             : Lee Yeun-Ja

Author POV
Malam hari di Seoul tetap ramai seperti biasanya. Gedung Namsan selalu ramai dengan pasangan kekasih yang menikmati indahnya malam di kota Seoul. Pertokoan yang penuh sesak dengan orang-orang yang berbelanja baik itu muda, tua, wanita bahkan pria. Namun keramaian itu tidak membuat seorang namja tertarik larut dalam keramaian itu.
“Oppa?”
“Oh, Seohyun ssi. Wae?”
“Seharusnya aku yang bertanya, oppa kenapa melamun terus? Ayo kota naik!”, ajak Seohyun.
“Kalian ini mau berduaan tapi malah mengajakku ke sini. Apa maksud kalian berdua?”
“Hyung, kau tahu sendiri eomma mu tidak akan mengizinkan aku mengajak Seohyun pergi berdua.”
“Tapi kenapa harus aku yang jadi korban? Kalian ini sengaja membuat aku menderita ya.”
“Oppa tenang saja. Kita ke sini tidak bertiga kok. Nanti teman kyu oppa datang.”
“Lalu mana mereka? Kalian jangan membohongiku lagi!”
“Hyung, mereka sudah di atas. Makanya ayo kita naik.”
“Ne. Kajja.”
Author POV END.
Lee Donghae POV.
Kulihat pemandangan kota Seoul yang semakin kecil sehingga lampu-lampu tampak seperti bintang yang bersinar di langit. ‘Indah’ setidaknya kalimat itu yang bisa kuungkapkan ketika melihat pemandangan ini. Ya, indah sekali namun juga menyakitkan. Karena tempat ini membuatku teringat dia.
Flashback
“Oppa, besok kau tidak ada janji kan? Kali ini kau harus menemaniku pergi. Aku tidak mau mendengar alasan apapun.”, ujarnya manja.
“Iya. Kalau begitu besok aku jemput kau jam 7 malam. Oke?”
“Andwe. Aku tidak mau mati muda, oppa. Besok biar aku saja yang menjemputmu.”
“YA!!! Kau pikir aku mau melukaimu?”
“Jika oppa menyetir mobil mungkin saja kan oppa akan melukaiku. Setidaknya itu saran dari Teuki oppa. Oppa bukannya aku tidak percaya padamu. Tapi aku hanya ingin membuat semuanya sempurna. Aku tidak ingin semua rencanaku gagal.”
Kulihat wajahnya yang memelas, ia tahu kelemahanku. Aku akan langsung luluh jika dia memasang wajah memelas seperti itu.
“Ya ya ya. Baiklah kau menang. Aku memang tidak pernah bisa menang darimu.”
“Hahaha, oppa kau memang yang terbaik!”, ujarnya memelukku.
Flashback END
Kuedarkan pandanganku dan tidak ada yang berubah dari gedung ini. Dekorasi dan juga suasananya semua mengingatkanku pada hari itu. Hari kelamku 5 tahun yang lalu.
“Seohyun ah!!!”
Kulihat seorang yeoja mendekati kami.
“Oppa, kenapa kalian terlambat? Hampir saja aku mati karena bosan menunggu kalian.”
“Mian eonni. Tadi kami harus menunggu Donghae oppa dulu.”
Yeoja itu melihat ke arahku lalu ia membungkukkan tubuhnya. Yeoja yang cantik tapi sepertinya ia sulit didekati. Kualihkan lagi pandanganku ke teropong yang ada didepanku.
Flashback
“YA! Jessica kau dari tadi melihat apa? Kenapa tidak membiarkan aku untuk melihatnya?”
“Sebentar oppa belum ketemu. AH! Oppa, cepat kemari!”
Aku menghampiri Jessica dan melihat kedalam teropong. Kulihat sebuah rumah yang tidak mewah namun berkesan hangat dan nyaman. Kualihkan pandanganku padanya.
“Sica ssi apa maksudmu?”
“Oppa aku ingin nanti setelah kita menikah kita tinggal di rumah itu.”
“Menikah? Kita berdua masih muda aku masih 21 tahun dan kau? Masih 18 tahun, iya kan? Mana mungkin aku menikahimu aku sendiri belum punya pekerjaan. Aish kau ini ada-ada saja.”
“Oppa memangnya aku minta dinikahi sekarang? Kau ini merusak suasana saja.”, ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya sambil pergi meninggalkanku sendiri.
Aku berjalan mendekatinya dan memegang tangan mungilnya itu. “Sica ssi, kau tahu oppa sangat senang mendengar kau ingin menikah dengan oppa. Tapi kita masih sangat muda, kita tidak mungkin menikah sekarang.”
“Oppa aku takut kau meninggalkan aku. Aku takut kau akan pergi dengan wanita lain jika aku tidak segera menikah denganmu.”
“Sica, dengarkan aku tidak mungkin aku jatuh cinta pada gadis lain jika disampingku sekarang sudah ada bidadari.”
“Benarkah? Oppa saranghae.”
“Nado saranghae Sica-ssi.”
Setelah malam itu Jessica sama sekali tidak bisa dihubungi. Tiba-tiba saja ia dan keluarganya pindah ke San Francisco, Amerika. Sebulan kemudian kuterima surat darinya. Ia mengatakan kalau kepergiannya ke Amerika untuk waktu yang lama, ia ingin melanjutkan kuliahnya di sana. Sebenarnya aku bersedia menunggu kepulangannya namun disurat itu ia mengatakan kalau aku tidak usah menunggunya. Karena memang tidak ada jaminan ia akan kembali ke Korea.
Flashback END
“Appa...Appa...Appa...”
Lamunanku buyar mendengar tangis anak kecil disampingku.
“Adik kecil kau kenapa menangis?”, tanyaku pada anak itu.
Bukannya menjawab pertanyaanku tapi anak itu malah menangis sekencang-kencangnya. Lalu tiba-tiba ada seorang yeoja menggendong anak itu.
“Anak manis, kalau kau menangis seperti ini bagaimana kau bisa bertemu dengan appa? Eonni antar kau mencari appa mu. Jadi sudah berhenti menangis. Mengerti.”
“Ne, eonni. Gumawo.”
“Oppa aku temani dia sebentar ya.”
“Ne. Tapi kau ini siapa?”
“Oppa, kau ini ada penyakit pikun ya? Dia ini temanku. Tadi bukankah kalian sudah bertegur sapa?”, teriak Seohyun mengagetkanku.
“Ooo... baiklah kalau begitu aku temani kau mencari appa nya.”
“Sebentar biar kutemani. Kyu, aku pergi dulu. Awas kalau kau berani macam-maam pada Seohyun. Kau akan kuhajar.”
“Ne.”
“Namamu siapa?”, kudengar gadis itu menanyakan nama anak kecil itu.
“Park Minho. Eonni kau cantik sekaliseperti bidadari dalam lukisan appa.”
“Bidadari? Wah kau anak yang manis Minho-ssi.”
“Dia anak yang menyebalkan”, gumamku.
Aku baru sadar kalau kata-kataku tadi cukup keras hingga membuat yeoja dan anak kecil itu berpaling menatapku.
“Oppa kau bilang apa?”
“Tidak. Oh ya, aku belum tahu namamu.”
“Im Yoona imnida.”
“Lee Donghae imnida.”
“Ya, aku tahu.”
“Kau tahu?”
“Oppa kau ini keterlaluan aku ini teman Seohyun SMA dan aku sering main kerumahmu bahkan kita sering makan bersama. Kau lupa?”
“Mian, Yoona ssi.”
“Ahjeossi, appa ku bilang kalau kau sampai berani membuat gadis cantik kecewa apalagi menangis kau akan menerima penderitaan yang amat besar.”
“YA!!! Kau ini masih kecil. Sudah diam saja.”
“Oppa, Minho ssi hanya anak kecil. Kenapa kau berteriak padanya? Bukannya kau ini sangat menyukai anak-anak?”
“Kau tahu dari mana?”
“Sudah kubilang aku ini teman SMA Seohyun. Dan sejak dulu kau selalu senang bermain dengan anak-anak.”
“Hari ini moodku sedang buruk.”
“Appa!!!”, teriak Minho sekencang-kencangnya seraya turun dari gendongan Yoona-ssi.
Namja yang Minho panggil sebagai appa nya itu berbalik dan wajahnya yang kebingungan berubah bahagia.
“Aigo..Minho kau ini kemana saja? Kau membuat appa khawatir.”
Kulihat namja itu memeluk erat Minho. Kulihat banyak yeoja yang terlihat kecewa setelah tahu namja itu sudah mempunyai anak. Aku dan Yoona berjalan menghampiri mereka berdua.
“Gamsahabnida, kalian sudah membantu anakku.”
“Annio, aku senang membantu Minho. Dia anak yang manis.”, ujar Yoona.
Namja itu melihat lekat wajah Yoona, pada awalnya ia terlihat terkejut namun dengan cepat ia mengontrol emosinya kembali.
“Park Jung Soo imnida.”, ujar namja itu sambil mengulurkan tangannya padaku.
"Appa, nama itu sangat kuno. Eonni dan kau ajeossi jelek, panggil appaku Leeteuk.”
“Lee Donghae imnida.”
“Im Yoona imnida.”
Kutatap wajah Yoona yang tersenyum manis pada Leeteuk-ssi. Dia pasti sudah jatuh cinta pada ketampanan dan kegagahan Leeteuk-ssi. Tidak heran memang kulihat Leeteuk-ssi memang tipe idaman semua gadis. Tinggi, tampan, dan baik namun sayang dia sudah memiliki keluarga.
“Dimana eomma nya Minho?”, tanyaku pada Leeteuk ketika akhirnya kami berempat makan bersama.
“Dia sudah meninggal.”
“Kenapa kau tersenyum? Bukankah kau itu sudah ditinggalkan oleh isterimu? Tapi kenapa sepertinya kau bahagia?”
“Karena hidup memang harus terus berjalan walaupun orang yang paling kita cintai sudah pergi meninggalkan kita. Memangnya kau bisa hidup bahagia dengan kenangan?”
“Apa Minho sudah mengerti kalau ibunya sudah meninggal?”
“Ne. Dia tahu semuanya, bahkan dialah yang membuat aku bahagia kembali. Ketika eommanya meninggal dia berkata kalau eomma akan bahagia kalau kami juga bisa bahagia. Tidak pernah kukira anak sekecil Minho bisa mengatakan hal seperti itu. Memang awalnya sulit namun ketika akhirnya kurelakan kepergiannya perlahan-lahan aku mulai menemukan kebahagiaanku yang baru bersama Minho.”
Kualihkan pandanganku pada Minho yang asik bermain dengan Yoona. Walaupun dia terlihat menyebalkan namun ternyata dia anak yang baik juga kuat. apa aku juga harus melakukan hal yang sama dengan Leeteuk? Melepaskan dan merelakan Jessica pergi? Apa aku mampu? Leeteuk memiliki Minho yang menemani sedangkan aku?
“Oppa! Kau kenapa? Sejak berpisah dengan Leeteuk oppa dan Minho kau hanya terdiam saja?”
“Yoona-ssi. Kau sudah punya namjachingu?”
“A..ap...apa? Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu?”
“Sudah jawab saja!”
“Sejak dulu aku mencintai seorang namja namun aku hanya bisa melihatnya dari jauh saja karena sepertinya ia menutup rapat pintu hatinya. Memang kenapa oppa?”
“Aku ingin mencari kebahagianku yang baru dan melupakan kenanganku bersamanya. Apa kau mau menemaniku melewati semua itu?”
“Maksud oppa?”
“Memang ini terdengar egois namun aku ingin kau menjadi yeojachingu ku, kau mau?”

~TBC~

Apakah Yoona akan menerima Donghae untuk menjadi namjachingu nya?
Apa Donghae bisa melupakan kenangannya bersama Jessica?

Di tunggu chingu saran dan kritikannya.,., kalau ada yang punya ide sendiri silakan kasih komeng-nya y.

Gamsahabnida!!!

Tidak ada komentar: