Judul : [SONGFIC] Tired of Waiting [Part 1
of ???]
Cast : Jung Jessica, Lee Donghae, Im
Yoona
Other cast
: Lee Seohyun, Cho Kyuhyun, Park Jung Soo, Im Sooyoung
Genre
: Romance, Friendship
Type :
Series
Author :
Lee Yeun-Ja
Author POV
Malam hari di Seoul tetap
ramai seperti biasanya. Gedung Namsan selalu ramai dengan pasangan kekasih yang
menikmati indahnya malam di kota Seoul. Pertokoan yang penuh sesak dengan
orang-orang yang berbelanja baik itu muda, tua, wanita bahkan pria. Namun keramaian
itu tidak membuat seorang namja tertarik larut dalam keramaian itu.
“Oh, Seohyun ssi. Wae?”
“Seharusnya aku yang
bertanya, oppa kenapa melamun terus? Ayo kota naik!”, ajak Seohyun.
“Kalian ini mau berduaan
tapi malah mengajakku ke sini. Apa maksud kalian berdua?”
“Hyung, kau tahu sendiri
eomma mu tidak akan mengizinkan aku mengajak Seohyun pergi berdua.”
“Tapi kenapa harus aku yang
jadi korban? Kalian ini sengaja membuat aku menderita ya.”
“Oppa tenang saja. Kita ke
sini tidak bertiga kok. Nanti teman kyu oppa datang.”
“Lalu mana mereka? Kalian
jangan membohongiku lagi!”
“Hyung, mereka sudah di
atas. Makanya ayo kita naik.”
“Ne. Kajja.”
Author
POV END.
Lee Donghae POV.
Kulihat pemandangan kota
Seoul yang semakin kecil sehingga lampu-lampu tampak seperti bintang yang
bersinar di langit. ‘Indah’ setidaknya kalimat itu yang bisa kuungkapkan ketika
melihat pemandangan ini. Ya, indah sekali namun juga menyakitkan. Karena tempat
ini membuatku teringat dia.
Flashback
“Oppa, besok kau tidak ada
janji kan? Kali ini kau harus menemaniku pergi. Aku tidak mau mendengar alasan
apapun.”, ujarnya manja.
“Iya.
Kalau begitu besok aku jemput kau jam 7 malam. Oke?”
“Andwe.
Aku tidak mau mati muda, oppa. Besok biar aku saja yang menjemputmu.”
“YA!!!
Kau pikir aku mau melukaimu?”
“Jika
oppa menyetir mobil mungkin saja kan oppa akan melukaiku. Setidaknya itu saran
dari Teuki oppa. Oppa bukannya aku tidak percaya padamu. Tapi aku hanya ingin
membuat semuanya sempurna. Aku tidak ingin semua rencanaku gagal.”
Kulihat
wajahnya yang memelas, ia tahu kelemahanku. Aku akan langsung luluh jika dia
memasang wajah memelas seperti itu.
“Ya
ya ya. Baiklah kau menang. Aku memang tidak pernah bisa menang darimu.”
“Hahaha,
oppa kau memang yang terbaik!”, ujarnya memelukku.
Flashback END
Kuedarkan pandanganku dan
tidak ada yang berubah dari gedung ini. Dekorasi dan juga suasananya semua
mengingatkanku pada hari itu. Hari kelamku 5 tahun yang lalu.
“Seohyun ah!!!”
Kulihat seorang yeoja
mendekati kami.
“Oppa, kenapa kalian
terlambat? Hampir saja aku mati karena bosan menunggu kalian.”
“Mian eonni. Tadi kami
harus menunggu Donghae oppa dulu.”
Yeoja itu melihat ke arahku
lalu ia membungkukkan tubuhnya. Yeoja yang cantik tapi sepertinya ia sulit
didekati. Kualihkan lagi pandanganku ke teropong yang ada didepanku.
Flashback
“YA! Jessica kau dari tadi
melihat apa? Kenapa tidak membiarkan aku untuk melihatnya?”
“Sebentar oppa belum
ketemu. AH! Oppa, cepat kemari!”
Aku menghampiri Jessica dan
melihat kedalam teropong. Kulihat sebuah rumah yang tidak mewah namun berkesan
hangat dan nyaman. Kualihkan pandanganku padanya.
“Sica ssi apa maksudmu?”
“Oppa aku ingin nanti
setelah kita menikah kita tinggal di rumah itu.”
“Menikah? Kita berdua masih
muda aku masih 21 tahun dan kau? Masih 18 tahun, iya kan? Mana mungkin aku
menikahimu aku sendiri belum punya pekerjaan. Aish kau ini ada-ada saja.”
“Oppa memangnya aku minta
dinikahi sekarang? Kau ini merusak suasana saja.”, ucapnya sambil mengerucutkan
bibirnya sambil pergi meninggalkanku sendiri.
Aku berjalan mendekatinya
dan memegang tangan mungilnya itu. “Sica ssi, kau tahu oppa sangat senang
mendengar kau ingin menikah dengan oppa. Tapi kita masih sangat muda, kita
tidak mungkin menikah sekarang.”
“Oppa aku takut kau
meninggalkan aku. Aku takut kau akan pergi dengan wanita lain jika aku tidak
segera menikah denganmu.”
“Sica, dengarkan aku tidak
mungkin aku jatuh cinta pada gadis lain jika disampingku sekarang sudah ada
bidadari.”
“Benarkah? Oppa saranghae.”
“Nado saranghae Sica-ssi.”
Setelah malam itu Jessica
sama sekali tidak bisa dihubungi. Tiba-tiba saja ia dan keluarganya pindah ke
San Francisco, Amerika. Sebulan kemudian kuterima surat darinya. Ia mengatakan
kalau kepergiannya ke Amerika untuk waktu yang lama, ia ingin melanjutkan
kuliahnya di sana. Sebenarnya aku bersedia menunggu kepulangannya namun disurat
itu ia mengatakan kalau aku tidak usah menunggunya. Karena memang tidak ada
jaminan ia akan kembali ke Korea.
Flashback END
“Appa...Appa...Appa...”
Lamunanku buyar mendengar
tangis anak kecil disampingku.
“Adik kecil kau kenapa
menangis?”, tanyaku pada anak itu.
Bukannya menjawab
pertanyaanku tapi anak itu malah menangis sekencang-kencangnya. Lalu tiba-tiba
ada seorang yeoja menggendong anak itu.
“Anak manis, kalau kau
menangis seperti ini bagaimana kau bisa bertemu dengan appa? Eonni antar kau
mencari appa mu. Jadi sudah berhenti menangis. Mengerti.”
“Ne, eonni. Gumawo.”
“Oppa aku temani dia
sebentar ya.”
“Ne. Tapi kau ini siapa?”
“Oppa, kau ini ada penyakit
pikun ya? Dia ini temanku. Tadi bukankah kalian sudah bertegur sapa?”, teriak
Seohyun mengagetkanku.
“Ooo... baiklah kalau
begitu aku temani kau mencari appa nya.”
“Sebentar biar kutemani.
Kyu, aku pergi dulu. Awas kalau kau berani macam-maam pada Seohyun. Kau akan
kuhajar.”
“Ne.”
“Namamu siapa?”, kudengar
gadis itu menanyakan nama anak kecil itu.
“Park Minho. Eonni kau
cantik sekaliseperti bidadari dalam lukisan appa.”
“Bidadari? Wah kau anak
yang manis Minho-ssi.”
“Dia anak yang
menyebalkan”, gumamku.
Aku baru sadar kalau
kata-kataku tadi cukup keras hingga membuat yeoja dan anak kecil itu berpaling
menatapku.
“Oppa kau bilang apa?”
“Tidak. Oh ya, aku belum
tahu namamu.”
“Im Yoona imnida.”
“Lee Donghae imnida.”
“Ya, aku tahu.”
“Kau tahu?”
“Oppa kau ini keterlaluan
aku ini teman Seohyun SMA dan aku sering main kerumahmu bahkan kita sering
makan bersama. Kau lupa?”
“Mian, Yoona ssi.”
“Ahjeossi, appa ku bilang
kalau kau sampai berani membuat gadis cantik kecewa apalagi menangis kau akan
menerima penderitaan yang amat besar.”
“YA!!! Kau ini masih kecil.
Sudah diam saja.”
“Oppa, Minho ssi hanya anak
kecil. Kenapa kau berteriak padanya? Bukannya kau ini sangat menyukai
anak-anak?”
“Kau tahu dari mana?”
“Sudah kubilang aku ini teman
SMA Seohyun. Dan sejak dulu kau selalu senang bermain dengan anak-anak.”
“Hari ini moodku sedang
buruk.”
“Appa!!!”, teriak Minho
sekencang-kencangnya seraya turun dari gendongan Yoona-ssi.
Namja yang Minho panggil
sebagai appa nya itu berbalik dan wajahnya yang kebingungan berubah bahagia.
“Aigo..Minho kau ini kemana
saja? Kau membuat appa khawatir.”
Kulihat namja itu memeluk
erat Minho. Kulihat banyak yeoja yang terlihat kecewa setelah tahu namja itu
sudah mempunyai anak. Aku dan Yoona berjalan menghampiri mereka berdua.
“Gamsahabnida, kalian sudah
membantu anakku.”
“Annio, aku senang membantu
Minho. Dia anak yang manis.”, ujar Yoona.
Namja itu melihat lekat
wajah Yoona, pada awalnya ia terlihat terkejut namun dengan cepat ia mengontrol
emosinya kembali.
“Park Jung Soo imnida.”,
ujar namja itu sambil mengulurkan tangannya padaku.
"Appa, nama itu sangat
kuno. Eonni dan kau ajeossi jelek, panggil appaku Leeteuk.”
“Lee Donghae imnida.”
“Im Yoona imnida.”
Kutatap wajah Yoona yang
tersenyum manis pada Leeteuk-ssi. Dia pasti sudah jatuh cinta pada ketampanan
dan kegagahan Leeteuk-ssi. Tidak heran memang kulihat Leeteuk-ssi memang tipe
idaman semua gadis. Tinggi, tampan, dan baik namun sayang dia sudah memiliki
keluarga.
“Dimana eomma nya Minho?”,
tanyaku pada Leeteuk ketika akhirnya kami berempat makan bersama.
“Dia sudah meninggal.”
“Kenapa kau tersenyum?
Bukankah kau itu sudah ditinggalkan oleh isterimu? Tapi kenapa sepertinya kau
bahagia?”
“Karena hidup memang harus
terus berjalan walaupun orang yang paling kita cintai sudah pergi meninggalkan
kita. Memangnya kau bisa hidup bahagia dengan kenangan?”
“Apa Minho sudah mengerti
kalau ibunya sudah meninggal?”
“Ne. Dia tahu semuanya,
bahkan dialah yang membuat aku bahagia kembali. Ketika eommanya meninggal dia
berkata kalau eomma akan bahagia kalau kami juga bisa bahagia. Tidak pernah
kukira anak sekecil Minho bisa mengatakan hal seperti itu. Memang awalnya sulit
namun ketika akhirnya kurelakan kepergiannya perlahan-lahan aku mulai menemukan
kebahagiaanku yang baru bersama Minho.”
Kualihkan pandanganku pada
Minho yang asik bermain dengan Yoona. Walaupun dia terlihat menyebalkan namun
ternyata dia anak yang baik juga kuat. apa aku juga harus melakukan hal yang
sama dengan Leeteuk? Melepaskan dan merelakan Jessica pergi? Apa aku mampu? Leeteuk
memiliki Minho yang menemani sedangkan aku?
“Oppa! Kau kenapa? Sejak
berpisah dengan Leeteuk oppa dan Minho kau hanya terdiam saja?”
“Yoona-ssi. Kau sudah punya
namjachingu?”
“A..ap...apa? Kenapa kau
tiba-tiba menanyakan itu?”
“Sudah jawab saja!”
“Sejak dulu aku mencintai
seorang namja namun aku hanya bisa melihatnya dari jauh saja karena sepertinya
ia menutup rapat pintu hatinya. Memang kenapa oppa?”
“Aku ingin mencari
kebahagianku yang baru dan melupakan kenanganku bersamanya. Apa kau mau
menemaniku melewati semua itu?”
“Maksud oppa?”
“Memang ini terdengar egois
namun aku ingin kau menjadi yeojachingu ku, kau mau?”
~TBC~
Apakah Yoona akan menerima
Donghae untuk menjadi namjachingu nya?
Apa Donghae bisa melupakan
kenangannya bersama Jessica?
Di tunggu chingu saran dan
kritikannya.,., kalau ada yang punya ide sendiri silakan kasih komeng-nya y.
Gamsahabnida!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar