Judul : [One Shot] Friend or Love?
Cast : Lee Donghae, Jung Jessica, Kim
Heecul
Other cast
: ???
Genre
: Romance, Friendship
Type :
One Shot
Author :
Lee Yeun-Ja
Seandainya dulu kunyatakan semua...
Akankah berakhir seperti ini?
Seandainya dulu kutunjukkan semua perasaan ini...
Akankah kau menerimaku?
Dan seandainya dulu kita saling terbuka dan jujur
“Oppa, il-eona. Kau sudah terlambat. Kau mau
hari pertama kau kerja tapi kau sudah kena hukuman?”
Kulangkahkan
kakiku mendekati yeoja yang sejak tadi berteriak padaku. Kulingkarkan tanganku
di pundaknya.
“Oppa? Ternyata
kau sudah bangun? Kenapa kau tidak membantuku menyiapkan semua ini?”
Kutatap bekal
makanan yang ia buatkan untukku.
“Sica-ah, kau
mau buat aku sakit perut? Apa ini kenapa semuanya hitam? Kau masak ini dengan
tinta?”
“Oppa, kau tahu aku tidak bisa masak. Tapi dari
kemarin kau memaksa aku untuk masak. Jadi sekarang kau tanggung saja
akibatnya.”
Jung Jessica, gadis imut yang sangat cantik. Sejak
kecil kami berteman dekat. Begitu pula dengan kedua keluarga kami bahkan sejak
kecil Jessica selalu bicara kalau dialah yang akan menjadi wanitaku nanti. Dan
sudah setahun ini kami tinggal disatu apartemen sejak Jessica memutuskan pindah
ke Seoul dan berpisah dengan keluarganya.
“Sica-ssi,
kemarin kau pergi kemana? Kenapa sulit sekali aku hubungi?”
“Kemarin? Ah
oppa ada yang lupa kuceritakan. Karena kau minta aku masak hari ini maka
kemarin aku pergi beli buku masakan dan kau tahu di toko buku aku bertemu
dengan namja yang cantik sekali. Ia berdandan seperti wanita seperti detektif
yang melakukan penyamaran untuk membongkar pelaku kejahatan.”
“YA! Sica kau
terlalu sering menonton drama.”
Kulihat ia memajukan bibirnya dan membuat wajahnya
semakin imut. Kuusap lembut rambut panjangnya tidak ingin berpisah dengan yeoja
ini namun keadaan mengharuskan aku untuk berpisah dengannya dan pergi bekerja.
“Oppa!”
“Ne?”
Chu...
“Hati-hati dan
jangan lupa kau harus menghabiskan bekalmu itu. Haraso?”
Masih sedikit
terkejut dengan perlakuannya yang tiba-tiba mencium pipiku, akupun hanya
menganggukkan kepalaku dan bergegas keluar apartemen sebelum ia sempat melihat
wajahku yang memerah seperti kepiting rebus.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kali ini hatiku terasa bagai disayat-sayat. Kulihat Jessica
asik bercanda dan bermain-main dengan Heechul hyung. Teman sekantorku yang baru
kukenal 4 bulan lalu. Namun dia dengan mudahnya dekat dengan Jessica. Kuakui ada
sedikit rasa cemburu dalam hati ini annio tidak sedikit tapi rasa cemburu ini
seperti akan melahap habis hatiku.
“Hae oppa! Chulie
oppa dari tadi mengodaku terus.”
“Hyung, jangan
lakukan itu. Nanti setelah kau pulang akulah yang direpotkan olehnya.”, ujarku
seraya menghampiri mereka berdua.
“Kalau kau tidak
mau direpotkan oleh Sica. Bagaimana jika Sica tinggal denganku saja? Bagaimana Sica-ssi?”
“Sirro! Chulie oppa jahat tidak seperti Donghae
oppa.”
Jessica berlari
memeluk tubuhku erat dan aku tersenyum melihat tingkahnya yang seperti
anak-anak itu. Sampai Heechul hyung pulang perasaanku tidak tenang seperti akan
kehilangan Jessica. Tapi apa yang bisa kulakukan? Hanya diam memandangnya dari
jauh dan menjaganya diam-diam.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Oppa, memangnya
kau harus pergi ke Busan?”
“Hanya 2 minggu
Sica-ah.”
“Hajiman... aku
tidak pernah jauh dari oppa, kalau aku ikut bolehkan? Haeppa?”
“Tidak bisa
Sica-ah. Kan di sini ada Heechul hyung kalau kau ada apa-apa kau telpon Heecul
hyun dia pasti akan menolongmu. Benarkan hyung?”
“Ne. Tapi Donghae-ssi, bagaimana jika setelah kau
pulang nanti Sica sudah jadi milikku? Apa kau rela melepasnya pergi?”
Aku terdiam
mendengar kalimat itu keluar dari mulut Heechul hyung dan kutatap wajah Sica
lekat-lekat. Kusunggingkan senyum manisku dan berkata, “Hyung, Jessica bukanlah
bonekaku. Jadi jika dia ingin bersama denganmu aku tidak bisa melarangnya. Benarkan
Sica-ah?”
Seketika wajah
Jessica berubah setelah mendengar kata-kataku tadi. Secepat perubahan wajahnya,
ia pun melepas genggaman tangannya padaku.
“Ne. Aku bukan boneka. Jadi aku berhak memilih apa
yang ingin kulakukan.”
Ada apa dengan
Sica? Apakah aku sudah mengecewakannya? Atau jangan-jangan Sica ingin aku
melarang hyung untuk mendekatinya? Pikiran itu membuat moodku kacau. Dan tiba-tiba
panggilan keberangkatanku pun terdengar. Sejenak kutatap Jessica lalu kupeluk
ia erat.
Chu...
aku tidak menyangka aku akhirnya melakukan itu, setelah sekian lama akhirnya
aku bisa menciumnya.
“Selama oppa
pergi kau akan baik-baik saja kan?”
“Ne. Oppa hati-hati
ya. Di Busan kau tidak boleh melihat gadis lain. Haraso!”
“Ne. Hyung aku
pergi dulu. Tolong jaga Sica.”
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seharusnya aku
tahu kalau kata-kata hyung dulu bukanlah angin lalu tapi dia memang
bersungguh-sungguh menyukai Sica. Dan sekarang terbukti sudah hanya 2 minggu
aku berpisah dengan Sica tapi hubungan mereka sudah berkembang pesat. Banyak sekali
foto pribadi mereka yang memperlihatkan kalau sekarang mereka benar-benar lebih
dari sekedar teman.
“Oppa, kau jahat
sekali. Pulang tidak membawa barang untukku? Dan kau selama di Busan kenapa
tidak pernah menelponku? Kau tidak merindukan aku?”
“Mian, Sica-ah. Pekerjaanku
di Busan benar-benar menyita waktuku.”
“Tapi tidak
apa-apa. Oppa kau ingat dulu aku pernah cerita kalau aku bertemu dengan namja
yang berpenampilan seperti yeoja?”
“Ani.”
“Oppa, yang
kukatakan seperti ada di film detektif.”
“Ah, aku ingat
waeyo?”
“Ternyata namja
itu Heechul oppa. Dia bilang waktu itu dia sedang mengawasi pacarnya.”
“Tapi kenapa kau
bisa tahu?”
“Itu rahasia. Hehehe...oppa
mian bukan aku tidak merindukanmu, tapi hari ini aku sudah berjanji dengan
Heechul oppa untuk menemaninya mencari kado untuk eommanya. Annyeong, oppa!”
Kutatap punggung
Sica yang semakin menjauh.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Semua terjadi
begitu cepat. Seperti sebuah film yang di fast forward terus-menerus. Tidak kusangka
ternyata hubungan Sica dan Heechul hyung benar-benar serius. Dan hari ini
adalah hari yang paling bahagia bagi mereka dan hari kematian bagiku. Mereka memutuskan
menikah hari ini, memang perkenalan yang sangat singkat hanya dalam waktu 5
bulan mereka berpacaran.
“Donghae-ssi apa
yang kau tunggu selama ini? Apa yang kau takutkan? Hanya mengatakan semua
perasaanmu padanya. Tapi semua memang sudah terlambat. Sekarang Sica sudah
memilih akan bersama siapa dia akan menikah. Dan kau?”, aku tersenyum nanar.
Kukenakan jasku
dan berjalan menuju ruangan Heechul.
“Hyung? Kau sudah
siap? Kajja!”
“Donghae-ssi.
apa kau tidak menyesal dengan keputusanmu?”
“Keputusanku? Maksudmu
hyung?”
“Apa kau akan
terus menyimpan semua perasaanmu pada Sica? Bukankah akan sedikit melegakan
hatimu kalau kau ungkapkan semuanya?”
“Sudah terlambat
hyung. Sica sudah memilihmu dan aku tidak ingin membuatnya bersedih karena
memikirkan perasaanku. Aku sudah cukup bahagia melihatnya selalu tersenyum saat
bercerita tentangmu. Kau orang yang tepat untuk Sica. Dan kuharap kalian berdua
bahagia. Kajja, jangan sampai Sica memarahi kita karena kita terlambat.”
“Baiklah kalau
itu pilihanmu. Kuharap kau juga akan segera menemukan penggantinya.”
“Ne.”
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dadaku sesak
seperti berada dikerumunan orang yang mendesakku ketika melihat Jessica bersanding
dengan Heechul hyung menyambut tamu yang datang. Senyum selalu tersungging di
wajah cantik Jessica. Seperti melihat bayanganku sendiri ketika melihat Jessica
mengenakan gaun pernikahan namun namja yang disampingnya bukan aku tapi Heechul
hyung. Kutinggalkan ruangan itu dengan langkah gontai, cintaku untuk Sica
selama ini harus kuhapus.
“Chugha haeyo.”,
bisikku dari jauh tak sanggup aku untuk mendekati mereka setidaknya untuk saat
ini.
“Kenapa tidak
kau hampiri mereka supaya ucapan itu terdengar oleh mereka?”
Kualihkan pandanganku
pada yeoja yang ada di sampingku.
“Karena...”
“Karena kau
tidak bisa menyembunyikan wajah itu kan?”
“Wajah itu?”
“Ne, wajah
seorang yang seperti mayat hidup ini. Sebenarnya sudah sejak tadi kuperhatikan
wajahmu itu tapi sayangnya Sica eonni tidak menyadarinya kau tahu sendiri eonni
sedikit babo untuk masalah cinta. Hekekeke...”
Kutatap wajah
gadis itu lekat-lekat.
“Oh, mian kalau aku mengganggumu.”
“Ani. Lee
Donghae imnida.”
“Im Yoona
imnida. Oppa kau harus segera bangkit dan melupakan kisah cintamu itu dengan
eonni. Life must go on, oppa. Setidaknya itulah yang sudah kau pilih. Kau memilih
untuk mundur daripada berjuang untuk cintamu.”
“Ne, haraso. Gumawoyo,
Yoona-ssi.”
“Ani. Aku tidak
membantu apa-apa. Geuleohdamyeon, annyeonghaseyo Donghae oppa.”
“Jamkkan man-yo!
Kau teman kampus Sica?”
“Ne.”
Kulihat ia
berlari menghampiri teman-temannya. Gadis unik tanpa ragu menyapaku dan
memberiku nasihat, memangnya dia tidak takut aku marahi? Tapi dia memang benar
life must go on. Walaupun sekarang aku belum bisa melupakan Sica tapi kuyakin
suatu saat nanti akan kutemukan yeoja yang mencintaiku. Kudekati Heechul hyung
dan Sica lalu kupeluk mereka berdua erat dua sahabatku yang paling berharga.
~END~
1 komentar:
Chingu, Leave comment y!
Posting Komentar