Laman

Selasa, 17 Januari 2012

[One-Shot] Friend or Love?

Judul           : [One Shot] Friend or Love?
Cast                 : Lee Donghae, Jung Jessica, Kim Heecul
Other cast        : ???
Genre              : Romance, Friendship
Type                : One Shot
Author             : Lee Yeun-Ja

Seandainya dulu kunyatakan semua...
Akankah berakhir seperti ini?
Seandainya dulu kutunjukkan semua perasaan ini...
Akankah kau menerimaku?
Dan seandainya dulu kita saling terbuka dan jujur
Kuyakin semua akan berbeda...

 “Oppa, il-eona. Kau sudah terlambat. Kau mau hari pertama kau kerja tapi kau sudah kena hukuman?”
Kulangkahkan kakiku mendekati yeoja yang sejak tadi berteriak padaku. Kulingkarkan tanganku di pundaknya.
“Oppa? Ternyata kau sudah bangun? Kenapa kau tidak membantuku menyiapkan semua ini?”
Kutatap bekal makanan yang ia buatkan untukku.
“Sica-ah, kau mau buat aku sakit perut? Apa ini kenapa semuanya hitam? Kau masak ini dengan tinta?”
“Oppa, kau tahu aku tidak bisa masak. Tapi dari kemarin kau memaksa aku untuk masak. Jadi sekarang kau tanggung saja akibatnya.”
Jung Jessica, gadis imut yang sangat cantik. Sejak kecil kami berteman dekat. Begitu pula dengan kedua keluarga kami bahkan sejak kecil Jessica selalu bicara kalau dialah yang akan menjadi wanitaku nanti. Dan sudah setahun ini kami tinggal disatu apartemen sejak Jessica memutuskan pindah ke Seoul dan berpisah dengan keluarganya.
“Sica-ssi, kemarin kau pergi kemana? Kenapa sulit sekali aku hubungi?”
“Kemarin? Ah oppa ada yang lupa kuceritakan. Karena kau minta aku masak hari ini maka kemarin aku pergi beli buku masakan dan kau tahu di toko buku aku bertemu dengan namja yang cantik sekali. Ia berdandan seperti wanita seperti detektif yang melakukan penyamaran untuk membongkar pelaku kejahatan.”
“YA! Sica kau terlalu sering menonton drama.”

Kulihat ia memajukan bibirnya dan membuat wajahnya semakin imut. Kuusap lembut rambut panjangnya tidak ingin berpisah dengan yeoja ini namun keadaan mengharuskan aku untuk berpisah dengannya dan pergi bekerja.
“Oppa!”
“Ne?”
Chu...
“Hati-hati dan jangan lupa kau harus menghabiskan bekalmu itu. Haraso?”
Masih sedikit terkejut dengan perlakuannya yang tiba-tiba mencium pipiku, akupun hanya menganggukkan kepalaku dan bergegas keluar apartemen sebelum ia sempat melihat wajahku yang memerah seperti kepiting rebus.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kali ini hatiku terasa bagai disayat-sayat. Kulihat Jessica asik bercanda dan bermain-main dengan Heechul hyung. Teman sekantorku yang baru kukenal 4 bulan lalu. Namun dia dengan mudahnya dekat dengan Jessica. Kuakui ada sedikit rasa cemburu dalam hati ini annio tidak sedikit tapi rasa cemburu ini seperti akan melahap habis hatiku.
“Hae oppa! Chulie oppa dari tadi mengodaku terus.”
“Hyung, jangan lakukan itu. Nanti setelah kau pulang akulah yang direpotkan olehnya.”, ujarku seraya menghampiri mereka berdua.
“Kalau kau tidak mau direpotkan oleh Sica. Bagaimana jika Sica tinggal denganku saja? Bagaimana Sica-ssi?”
“Sirro! Chulie oppa jahat tidak seperti Donghae oppa.”
Jessica berlari memeluk tubuhku erat dan aku tersenyum melihat tingkahnya yang seperti anak-anak itu. Sampai Heechul hyung pulang perasaanku tidak tenang seperti akan kehilangan Jessica. Tapi apa yang bisa kulakukan? Hanya diam memandangnya dari jauh dan menjaganya diam-diam.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Oppa, memangnya kau harus pergi ke Busan?”
“Hanya 2 minggu Sica-ah.”
“Hajiman... aku tidak pernah jauh dari oppa, kalau aku ikut bolehkan? Haeppa?”
“Tidak bisa Sica-ah. Kan di sini ada Heechul hyung kalau kau ada apa-apa kau telpon Heecul hyun dia pasti akan menolongmu. Benarkan hyung?”
“Ne. Tapi Donghae-ssi, bagaimana jika setelah kau pulang nanti Sica sudah jadi milikku? Apa kau rela melepasnya pergi?”
Aku terdiam mendengar kalimat itu keluar dari mulut Heechul hyung dan kutatap wajah Sica lekat-lekat. Kusunggingkan senyum manisku dan berkata, “Hyung, Jessica bukanlah bonekaku. Jadi jika dia ingin bersama denganmu aku tidak bisa melarangnya. Benarkan Sica-ah?”
Seketika wajah Jessica berubah setelah mendengar kata-kataku tadi. Secepat perubahan wajahnya, ia pun melepas genggaman tangannya padaku.
“Ne. Aku bukan boneka. Jadi aku berhak memilih apa yang ingin kulakukan.”
Ada apa dengan Sica? Apakah aku sudah mengecewakannya? Atau jangan-jangan Sica ingin aku melarang hyung untuk mendekatinya? Pikiran itu membuat moodku kacau. Dan tiba-tiba panggilan keberangkatanku pun terdengar. Sejenak kutatap Jessica lalu kupeluk ia erat.
Chu... aku tidak menyangka aku akhirnya melakukan itu, setelah sekian lama akhirnya aku bisa menciumnya.
“Selama oppa pergi kau akan baik-baik saja kan?”
“Ne. Oppa hati-hati ya. Di Busan kau tidak boleh melihat gadis lain. Haraso!”
“Ne. Hyung aku pergi dulu. Tolong jaga Sica.”
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seharusnya aku tahu kalau kata-kata hyung dulu bukanlah angin lalu tapi dia memang bersungguh-sungguh menyukai Sica. Dan sekarang terbukti sudah hanya 2 minggu aku berpisah dengan Sica tapi hubungan mereka sudah berkembang pesat. Banyak sekali foto pribadi mereka yang memperlihatkan kalau sekarang mereka benar-benar lebih dari sekedar teman.
“Oppa, kau jahat sekali. Pulang tidak membawa barang untukku? Dan kau selama di Busan kenapa tidak pernah menelponku? Kau tidak merindukan aku?”
“Mian, Sica-ah. Pekerjaanku di Busan benar-benar menyita waktuku.”
“Tapi tidak apa-apa. Oppa kau ingat dulu aku pernah cerita kalau aku bertemu dengan namja yang berpenampilan seperti yeoja?”
“Ani.”
“Oppa, yang kukatakan seperti ada di film detektif.”
“Ah, aku ingat waeyo?”
“Ternyata namja itu Heechul oppa. Dia bilang waktu itu dia sedang mengawasi pacarnya.”
“Tapi kenapa kau bisa tahu?”
“Itu rahasia. Hehehe...oppa mian bukan aku tidak merindukanmu, tapi hari ini aku sudah berjanji dengan Heechul oppa untuk menemaninya mencari kado untuk eommanya. Annyeong, oppa!”
Kutatap punggung Sica yang semakin menjauh.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Semua terjadi begitu cepat. Seperti sebuah film yang di fast forward terus-menerus. Tidak kusangka ternyata hubungan Sica dan Heechul hyung benar-benar serius. Dan hari ini adalah hari yang paling bahagia bagi mereka dan hari kematian bagiku. Mereka memutuskan menikah hari ini, memang perkenalan yang sangat singkat hanya dalam waktu 5 bulan mereka berpacaran.
“Donghae-ssi apa yang kau tunggu selama ini? Apa yang kau takutkan? Hanya mengatakan semua perasaanmu padanya. Tapi semua memang sudah terlambat. Sekarang Sica sudah memilih akan bersama siapa dia akan menikah. Dan kau?”, aku tersenyum nanar.
Kukenakan jasku dan berjalan menuju ruangan Heechul.
“Hyung? Kau sudah siap? Kajja!”
“Donghae-ssi. apa kau tidak menyesal dengan keputusanmu?”
“Keputusanku? Maksudmu hyung?”
“Apa kau akan terus menyimpan semua perasaanmu pada Sica? Bukankah akan sedikit melegakan hatimu kalau kau ungkapkan semuanya?”
“Sudah terlambat hyung. Sica sudah memilihmu dan aku tidak ingin membuatnya bersedih karena memikirkan perasaanku. Aku sudah cukup bahagia melihatnya selalu tersenyum saat bercerita tentangmu. Kau orang yang tepat untuk Sica. Dan kuharap kalian berdua bahagia. Kajja, jangan sampai Sica memarahi kita karena kita terlambat.”
“Baiklah kalau itu pilihanmu. Kuharap kau juga akan segera menemukan penggantinya.”
“Ne.”
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dadaku sesak seperti berada dikerumunan orang yang mendesakku ketika melihat Jessica bersanding dengan Heechul hyung menyambut tamu yang datang. Senyum selalu tersungging di wajah cantik Jessica. Seperti melihat bayanganku sendiri ketika melihat Jessica mengenakan gaun pernikahan namun namja yang disampingnya bukan aku tapi Heechul hyung. Kutinggalkan ruangan itu dengan langkah gontai, cintaku untuk Sica selama ini harus kuhapus.

“Chugha haeyo.”, bisikku dari jauh tak sanggup aku untuk mendekati mereka setidaknya untuk saat ini.
“Kenapa tidak kau hampiri mereka supaya ucapan itu terdengar oleh mereka?”
Kualihkan pandanganku pada yeoja yang ada di sampingku.
“Karena...”
“Karena kau tidak bisa menyembunyikan wajah itu kan?”
“Wajah itu?”
“Ne, wajah seorang yang seperti mayat hidup ini. Sebenarnya sudah sejak tadi kuperhatikan wajahmu itu tapi sayangnya Sica eonni tidak menyadarinya kau tahu sendiri eonni sedikit babo untuk masalah cinta. Hekekeke...”
Kutatap wajah gadis itu lekat-lekat.
 “Oh, mian kalau aku mengganggumu.”
“Ani. Lee Donghae imnida.”
“Im Yoona imnida. Oppa kau harus segera bangkit dan melupakan kisah cintamu itu dengan eonni. Life must go on, oppa. Setidaknya itulah yang sudah kau pilih. Kau memilih untuk mundur daripada berjuang untuk cintamu.”
“Ne, haraso. Gumawoyo, Yoona-ssi.”
“Ani. Aku tidak membantu apa-apa. Geuleohdamyeon, annyeonghaseyo Donghae oppa.”
“Jamkkan man-yo! Kau teman kampus Sica?”
“Ne.”
Kulihat ia berlari menghampiri teman-temannya. Gadis unik tanpa ragu menyapaku dan memberiku nasihat, memangnya dia tidak takut aku marahi? Tapi dia memang benar life must go on. Walaupun sekarang aku belum bisa melupakan Sica tapi kuyakin suatu saat nanti akan kutemukan yeoja yang mencintaiku. Kudekati Heechul hyung dan Sica lalu kupeluk mereka berdua erat dua sahabatku yang paling berharga.


~END~


1 komentar:

Unknown mengatakan...

Chingu, Leave comment y!